Senin, 25 Januari 2016

Kesenian Khas Betawi

Kesenian Khas Betawi

█▓▒░
KESENIAN KHAS BETAWI
Keberadaan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan sebagainya, merupakan aset wisata yang eksotik. Sudah sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisional dari etnis lain.
Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas keliling dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara. Sementara di Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan regenerasinya pun acap mengalami kendala.
Saat ditemui di kediamannya, kawasan Cipayung Jakarta, Mpok Nori, salah seorang generasi senior kesenian tradisional Betawi, mengungkapkan bahwa saat ini kesenian yang digelutinya tak sepopuler tahun 70-80-an saat keemasan karirnya.
Kendalanya, selain besarnya pengaruh globalisasi, generasi muda Betawi juga sangat sedikit yang mau mempelajari sekaligus meneruskan kesenian tradisi mereka.
Macam-Macam Kesenian Khas Betawi :
Ondel-Ondel
Seni Ondel-OndelEntah mengapa diberi nama Ondel-ondel. Yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.
Boneka besar setinggi sekitar 2 meter tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya yang masih hidup. Dengan kata lain, ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir roh jahat setiap ada hajatan. Bagian wajah berupa topeng (disebut kedok), sementara rambut kepalanya dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.
Keberadaan ondel-ondel yang kerangkanya dibuat dari bambu itu saat ini sudah mulai bergeser. Kadang hanya digunakan sebagai pajangan di kantor-kantor, hotel-hotel, atau tempat-tempat umum setiap bulan Juli tiba.
SENI TEATER
1. Lenong Betawi
Seni Lenong BetawiLenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam dua Lenong dikenal dua jenis cerita yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan.
Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang dermuluk. Sementara lenong preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang sironda.
Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedang Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari.
Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal yang lahir dan terkenal dari kesenian ini cukup banyak. Sebut saja H. Bokir (alm), Mpok Nori sampai Mandra. Namun tokoh dalam bidang ini siapa lagi kalau bukan H.M. Nasir T (Bang Nasir).
2. Palang Pintu
Seni Palang PintuPalang Pintu adalah seni budaya yg biasa nya di gunakan atau dapat dilihat atraksinya di berbagai acara adat betawi, seperti perkawinan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain.
Palang pintu juga di hiasai oleh pantun-pantun betawi, dan diiringi oleh musik marawis, atau gambang kromong atau tanjidor yang khas tentunya dengan betawi. Yang menarik adalah, atraksi pencak silat yang diperagakan umumnya menggunakan senjata tajam sejenis golok, dan si jagoan atau pengawal tamu atau mempelai pria harus memenangi pertarungan tersebut.
Palang pintu walau terlihat ada kekerasan dengan adu jotos dan menggunakan senjata tajam, namun budaya yang satu ini cenderung jenaka karena aksi-aksi para pesilatnya.
3. Topeng Blantek
Seni Topeng BlantekSebagai suku asli di Jakarta, Betawi sangat kaya akan seni dan budaya. Namun, tidak semua kesenian Betawi dikenal masyarakat secara luas, termasuk seni topeng blantek. Padahal, jauh sebelum kesenian tradisional Betawi seperti gambang kromong, lenong dan lain sebagainya dikenal masyarakat, topeng blantek sudah lebih dulu hadir di tengah-tengah masyarakat Betawi.
Soal asal-usul nama kesenian ini berasal dari dua suku kata, yaitu topeng dan blantek. Istilah topeng berasal dari bahasa Cina di zaman Dinasti Ming. Topeng asal kata dari to dan peng. To artinya sandi dan peng artinya wara. Jadi topeng itu bila dijabarkan berarti sandiwara. Sedangkan untuk kata blantek ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari bunyi-bunyian musik yang mengiringinya. Yaitu satu rebana biang, dua rebana anak dan satu kecrek yang menghasilkan bunyi, blang blang crek. Namun, karena lidah lokal ingin enaknya saja dalam penyebutan maka munculah istilah blantek.
Pendapat lainnya mengatakan, asal nama blantek berasal dari Inggris, yaitu blindtexs, yang berarti buta naskah. Marhasan (55), tokoh pelestari topeng blantek mengatakan, permainan blantek dahulu kala tidak memakai naskah dan sutradara hanya memberikan gagasan-gagasan garis besar cerita yang akan dimainkan.
Ciri dari kesenian topeng blantek yaitu terdapat tiga buah sundung (kayu yang dirangkai berbentuk segi tiga yang biasa digunakan untuk memikul sayuran, rumput dan lain sebagainya). Yaitu satu sundung berukuran besar dan dua berukuran kecil yang diletakkan di pentas sebagai pembatas para pemain yang sedang berlakon dengan panjak dan musik juga dengan para pemain lain yang belum dapat giliran berlakon. Kemudian perangkat lainnya berupa obor yang diletakkan di tengah pentas.
4. Wayang Betawi
Seni Wayang BetawiSalah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat. Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda.
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).
Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.
SENI TARI
1. Tari Cokek
Seni Tari CokekCokek diartikan sebagai tarian pergaulan yang diiringi orkes Gambang Kromong, dengan penari-penari wanita yang disebut “wayang cokek”, dengan mendapat imbalan uang. Para tamu diberi kesempatan yang luas untuk ikut menari berpasangan dengan cokek-cokek itu. Orang Betawi menamakannya “ngibing cokek”. Sebelum dan selama ngibing mereka disodori minuman, untuk menambah semangat menari, seperti misalnya tari Tayub di Jawa Tengah.
2. Tari Cokek Kreasi
Seni Tari Cokek KreasiTari mengangkat tari pergaulan yang dimainkan oleh pasangan muda mudi dengan suka cita dan riang gembira. Salah satu karya tari yang cukup menarik pada Pekan Penata tari Betawi DKI Jakarta tahun 1997 yang menggunakan Kesenian Cokek sebagai sumber ilham adalah kelompok “Liga Tari Universitas Indonesia”.
3. Tari Doger Amprok
Seni Tari Doger AmprokTari yang sumber ilhamnya berasal dari pertunjukan Doger yang pada awalnya berkembang di Parahiyangan, suatu pertunjukan lawakan disertai nyanyi dan tari. Di Parahiyangan sendiri, peralatan musik pada Doger adalah Rebab, Gendang, Ketuk, Kecrek dan Gong, hampir sama dengan peralatan musik pada Topeng Betawi. “Amprok” artinya bertemu. “Doger Amprok” mengandung pengertian pertemuan antara para penari Doger.
4. Tari Enjot-Enjotan
Seni Tari Enjot-EnjotanTari kreasi baru yang diiringi musik Topeng Setawi dengan nama lagu “Enjot – Enjotan”. Menurut keterangan menggambarkan para Jawara dalam cerita Topeng Setawi, yang pandai bermain silat dan menyanyi. Tarian ini dibawakan secara berpasangan, pria dan wanita.
5. Tari Gejrug Jidat
Seni Tari Gejrug JidatTari yang mengambil inspirasi dari gerak-gerak Pencak Silat Betawi. “Gejrug” sendiri diambil dari salah satu nama gerak dari jurus Pencak Silat.
6. Tari Gitek Balen
Seni Tari Gitek BalenTarian ini menggambarkan ungkapan ekspresi dari rasa kedinamisan dan kelincahan gadis – gadis yang sedang menginjak dewasa.
7. Tari Japin atau Zapin
Seni Tari Japin atau ZapinTari Japin yang terdapat di wilayah budaya Betawi biasanya diiringi orkes gambus yang ditambah dengan tiga buah “marwas”, semacam gendang kecil bertutup dua. Sebagai tari pergaulan, tari japin dilakukan untuk kesenangan penggemarnya, atau dengan istilah yang diintroduksikan oleh konservatori karawitan Sunda disebut “kelangenan”. Pendukung utama tari japin adalah masyarakat Betawi keturunan Arab. Tetapi santri-santri dibeberapa pondok pesantren ada pula yang suka melakukannya dengan diiringi orkes rebana ketimpring, sebagai hiburan pengisi waktu luang. Tari Japin biasa ditarikan oleh pria, berpasang-pasangan, tanpa pola tertentu.Gerak-gerak yang dominan berbentuk langkah-langkah dan lenggang-Ienggok berirama. Kostum yang dipakai telah dirancang secara khusus.
8. Tari Kembang Lambang Sari
Seni Tari Kembang Lambang SariTari yang di ilhami oleh bentuk cerita tentang “Bapak Jantuk” pada Teater Topeng Betawi yang isi ceritanya mengungkapkan rasa kegembiraan dalam mengasuh anaknya, dengan bernyanyi dan menari.
9. Tari Kembang Rampe
Seni Tari Kembang RampeSumber gerak masih tetap dari gerak-gerak tari Betawi yang ada seperti Samrah, Ajeng dan Topeng, yang kemudian dipadukan menjadi sebuah tari bentuk.
10. Tari Kotebang
Seni Tari KotebangTari yang berasal dari unsur musik Rebana Siang yang terdiri dari Rebana Kendung, Rebana Kotek dan Rebana Siang. Dari ketiga rebana tersebut yang banyak menentukan harmoni dinamik dalam tetabuhan lagu maupun musik Tari adalah Rebana Kotek, sehingga ketobang dapat diartinya sebagai bentuk kotekan-kotekan dari Rebana Biang.
11. Tari Lengko Jingke
Seni Tari Lengko JingkeTari Kreasi baru yang diangkat dari sebuah kesenian Japin Gambus. Pada dasarnya tarian Japin Gambus dilakukan oleh kaum pria dengan cara berpasangan. Namun dalam tarian ini ditarikan oleh kaum wanita secara berkelompok. Istilah Lengko Jingke diambil dari bahasa Betawi yang artinya “melenggang sambil jinjit” dan pada dasarnya gerak-gerak yang dibawakan banyak menggunakan gerak jinjit kaki.
12. Tari Nandak Ganjen
Seni Tari Nandak Ganjen“Nandak” artinya menari, sedangkan “Ganjen” berarti genit dan lincah. Tari Nandak Ganjen menggambarkan anak yang baru Gede ( ABG ), yaitu muda-mudi yang sedang beranjak dewasa, mengungkapkan perasaannya yang ceria, gembira, menuntut kebebasan.
13. Tari Ngarojeng
Seni Tari NgarojengTarian ini diadaptasi dari musik Ajeng, yang merupakan gamelan ( tetabuhan ), biasanya digunakan dalam mengiringi upacara penganten Betawi. Musik ini menjadi sumber inspirasi dari tarian Ngarojeng.
14. Tari Pencak Silat
Seni Tari Pencak SilatDi wilayah budaya Betawi berkembang berbagai aliran silat, seperti Lintau, Cimande, Cikalong, Ciomas, Sahbandar dan sebagainya, yang kemudian menimbulkan berbagai aliran pula, seperti aliran Kwitang, aliran Tanah Abang (Cingkrik), aliran Kemayoran dan sebagainya, Gaya-gaya yang terkenal dalam tari silat betawi antara lain gaya serai, gaya pecut, gaya rompas, gaya bandul dan sebagainya. Tari silat Betawi yang dengan sendirinya berunsurkan gerak-gerak silat, menunjukan aliran atau gaya diikuti penari masing-masing. Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari silat betawi sendiri menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari. Tari ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng dan lain-lainnya.
15. Tari Rancang Pasetih
Seni Tari Rancang PasetihTari yang menceritakan tentang perjalanan hidup putri remaja Jakarta, pada saat ini, dimana kepolosan, keceriaan dan harapan masa depan dapat berubah menjadi kebimbangan dan kehancuran, karena hanya terpikat oleh kesenangan sesaat sebagai dampak arus globalisasi. Namun dengan iman yang kokoh masa depan akan penuh kedamaian dan kebahagiaan.
16. Tari Ronggeng Blantek
Seni Tari RonggengTari Kreasi baru yang diangkat dari pertunjukan Teater Betawi yaitu teater Blantek, dimana dalam memulai sebuah pertunjukan biasanya sebagai pembuka diawali dengan sebuah pertunjukan tari yang disebut Ronggeng Blantek. Dengan perkembangan tarian ini menjadi tari lepas dan banyak diminati oleh masyarakat sebagai tari bentuk dan dipertunjukan pada acara penyambutan tamu.
17. Tari Sembah Nyai
Seni Tari Sembah NyaiTari ini di iringi musik Gambang Kromong seperti tari Cokek. Bentuk penyajiannya hampir sarna dengan tari Sekapur Sirih pada tari Melayu. Tarian ini mungkin dapat dikatakan sebagai bentuk pengembangan dari tarian yang berkembang di Betawi Tengah, dimana nuansa Melayu cukup berperan.
18. Tari Topeng Betawi
Seni Tari Topeng BetawiTari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi memakai bahasa Betawi.
Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
Salah satu kesenian dalam Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk.
Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.
Tari Topeng Betawi diduga berasal dari Topeng Babakan Cirebon, tari yang dipergelarkan pada awal dari keseluruhan pementasan Teater Topeng Betawi memiliki pola gerak tertentu meskipun disana-sini terdapat berbagai variasi yang sangat tergantung pada improvisasi penari yang bersangkutan.
19. Tari Topeng Sengget
Seni Tari Topeng SenggetTarian ini menggambarkan karakter gadis-gadis Betawi yang lemah lembut, periang dan lincah dalam pergaulan sesamanya. Tetapi didalamnya tersembunyi kekerasan dalam seni bela diri yang wajib dikuasai para gadis Betawi sebagai perisai dirinya dari perlakuan tidak senonoh.
20. Tari Uncul
Seni Tari UnculKekhasan Ujungan Betawi terletak pada musik pengiring dan tarian yang diselipkan di dalamnya, yaitu uncul. Tari Uncul berfungsi sebagai rangsangan dan tantangan kepada lawan dalam arena Ujungan yang biasa diselenggarakan dalam pesta panen atau pesta-pesta umum lainnya.
SENI MUSIK
1. Tanjidor
Seni TanjidorSelain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta.
Tak heran, secara sepintas, bunyi orkes Tanjidor sangat mirip dengan lagu-lagu dalam kelompok marching band, tapi lagu-lagu barat berirama imarsi maupun wals yang dimainkan oleh para pemain tanjidor sudah sulit dilacak asal-usulnya, mengingat sejak awal keberaadannya dikembangkan sesuai selera sekaligus kemampuan ingat para juru panjaknya dari generasi ke generasi.
Sampai saat ini, Tanjidor masih ditampilkan untuk menyambut tamu, memeriahkan arak-arakan atau mengiringi pengantin. Namun dalam perayaan HUT Jakarta biasanya ditampilkan sebagai salah satu peserta festival. Menyebut Tanjidor, tampaknya identik dengan tokohnya, Marta Nya’at.
Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik tiup, gesek dan perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.
2. Rebana
Seni RebanaSelain musik gambus, masih ada musik Betawi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah. Musik rebana misalnya, adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Macam musik rebana sendiri demikian banyak, digolongkan sesuai alat musik maupun syair-syair yang dibawakan oleh para pemain musiknya.
Jenis-jenis musik rebana, misalnya rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana maukhid, rebana burdah, rebana dor, dan rebana biang. Biasanya, musik rebana (khususnya rebana biang) digunakan untuk memeriahkan pesta maupun arak-arakan. Tokoh rebana adalah H. Abdul Rahman.
Rebana Kasidah
Berlainan dengan jenis-jenis lainnya, pada Rebana Kasidah dewasa ini sudah lazim kaum wanita berperan secara aktif, baik sebagai penabuh maupun sebagai pembawa vokal. Rebana Kasidah biasa dimainkan oleh pria, wanita, atau campuran tidak sedikit pemain wanita Rebana Kasidah yang pernah tenar antara lain Rofiqoh yang kemudian menjadi Nyonya Darto Wahab, SH. Ada yang berpendapat, bahwa kepopuleran Rebana Kasidah karena dilazimkan dimainkan oleh wanita. Hampir semua madrosah memiliki rombongan Kasidah termasuk perguruan Islam Assyafiah yang dipimpin langsung oleh Dra. Hajjah Tuty Allawiyah, putera Abdullah Syafei pendiri perguruan itu, yang besar pengaruhnya di DKI Jakarta. Berdasarkan laporan dari Lembaga Seni qasidah DKI Jakarta sekarang diseluruh DKI Jakarta mjumlah organisasi Rebana qasidah mencapai kurang lebih 600 kelompok.
Rebana Ngarak
Syair-syair yang dinyanyikan selama arak-arakan biasa diambil dari kitab “diba” atau “Diwan Hadroh”, yang hafal diluar kepala. Tiga orang pemain menyanyikannya bergantian, anggota lainnya menyahuti bersama-sama,membentuk Paduan suara. Gaya pukulan pada Rebana Ngarak biasanya disesuaikan dengan kesempatannya, misalnya selama dalam perjalanan dari rumah pengantin. Pria menuju rumah pengantin wanita biasanya menggunakan pukulan “Salamba”. Setelah berada dalam rumah pengantin wanita biasa dilakukan gaya “Sadati”, sadati mungkin berasal dari kata “Syahadatain” dua kalimat syahadat yang tidak lama lagi akan diikrarkan oleh pengantin pria dihadapan penghulu yang disaksikan oleh pengantin wanita.
3. Orkes Gambus
Seni Orkes GambusBudaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh kuat dalam khasanah Betawi, hal ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero Jakarta terdapat puluhan grup orkes gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di acara pesta perkawinan untuk mengiringi para penyanyi gambus baik laki maupun perempuan. Mereka biasanya membawakan lagu-lagu gambus dengan lirik religius maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab.
Agar lebih semarak, saat musik gambus sedang dimainkan, biasanya ada beberapa penari zapin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki. Walaupun dalam perkembangannya, terkadang juga melibatkan beberapa penari perut (belly dancer) perempuan sebagai daya tarik. Mungkin lantaran grup musik gambus selalu identik dengan pesta pernikahan warga etnis Betawi, grup musik gambus masih tumbuh subur di Jakarta, lantaran peminatnya masih saja ada.
Bahkan beberapa artis gambus kerap lahir lantaran jam terbangnya dari pesta ke pesta cukup/sangat tinggi. Salah seorang tokoh musik gambus di Jakarta, Munif Bahaswan, mengakui, dibanding musik dangdut, musik gambus kurang diminati di luar etnis Betawi, Arab dan India.
Di Jakarta, jenis musik ini telah menjadi milik masyarakat Betawi. Musik Gambus biasa ditampilkan dalam berbagai acara, dari pesta perkawinan sampai dengan acara kenegaraan resmi yang bernuansa Agama Islam. Peralatan musik Gambus bervariasi, namun yang baku pada umumnya terdiri dari “Gambus”, Biola, Dumbuk, Suling, Organ atau Accordion dan Marawis. Selain sebagai musik mandiri, musik Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Japin yang biasa ditarikan oleh pria berpasang-pasangan.
4. Orkes Samrah
Seni Orkes SamrahOrkes samrah adalah kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh suku Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam ini adalah lagu-lagu jadul (jaman dulu), seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain.
Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan, dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tak heran, dalam silat Betawi juga dikenal beragam gerak yang lemah gemulai. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabni.
5. Keroncong Tugu
Seni Keroncong TuguPernah dengar keroncong tugu? Ini adalah musik Betawi yang banyak mendapat pengaruh dari budaya Barat khususnya dari Eropa Selatan. Sejak abad ke-18 musik ini berkembang di kalangan warga Tugu, mereka adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers atau bekas anggota tentara Portugis yang dibebasin dari tawanan Belanda. Setelah memeluk agama Kristen, mereka ditempatkan di Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Di kampung tersebut, terdapat gereja yang dibangun tahun 1600-an.
Musik keroncong tugu sendiri biasanya dibawakan oleh warga Tugu sejak tahun 1600-an setiap malam bulan purnama, sambil bergerombol menikmati malam bulan purnama di pinggir sungai, ataupun dibawakan untuk mengiringi lagu-lagu gereja dalam acara kebaktian. Alat-alat musik keroncong tugu sejak awal dilahirkan terdiri dari keroncong, biola, ukulele, banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.
6. Gambang Kromong
Seni Gambang KromongSetiap mendengar gambang kromong ingatan kita langsung tertuju pada musik khas Betawi. Tapi sejarah musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu dengan digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong.
Sementara alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong.
Tak heran, sebuah grup gambang kerap memainkan lagu-lagu Cina yang biasanya dibawakan secara instrumental. Konon, sekitar abad kedelapan belas warga Batavia (Jakarta) sangat menyukai permainan musik, lantaran itulah tidak sedikit peranakan Tionghoa yang menggabungkan permainan bermacam-macam alat musik dikolaborasikan dengan tari-tarian cokek.
Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Cina. Secara fisik unsur Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, kecrek dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendaharaan lagu-lagunya. Disamping lagu – lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti jali-jali, surilang, persi, balo-balo, lenggang-lenggang kangkung, onde-onde, gelatik ngungkuk dan sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak Cina, baik nama lagu, alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Sipatmo, Phe Pantaw, Citnos, Macuntay, Gutaypan, dan sebagainya. Sebutan untuk tangga nadanya pun berasal dari bahasa Cina yaitu Syang atau Hsyang, Ceh atau Tse, Kong, Oh, atau Ho, Uh Lio atau Liu dan Suh.
7. Gambang Rancag
Pergelaran Gambang Rancag dilakukan oleh dua orang atau lebih juru rancag yang menceritakan dengan atau dinyanyikan, diiringi orkes Gambang Keromong. Sejak awal perkembangannya gambang rancag biasa memeriahkan pesta-pesta, terutama dalam lingkungan terbatas, Biasanya dipentaskan tanpa panggung, tempat pementasan letaknya sejajar dengan penonton yang berada disekelilingnya. Cerita-cerita yang dibawakan rombongan Gambang Rancag biasanya mengenai peristiwa yang mengesankan bagi warga kota, seperti “Si Pitung”, “Angkri”, “Delep” dan lain-lain. Sering pula disajikan sketsa kehidupan atau gambaran sesuatu kehidupan, seperti rancangan “Randa Bujang”.
8. Gamelan Topeng
Pada umumnya Gamelan Topeng terdiri dari sebuah rebab, sepasang gendang (sebuah gendang besar dan sebuah kulanter), satu ancak kenong berpencon tiga, sebuah kecrek, sebuah kempul yang digantungkan pada gantungan dan sebuah gong tahang atau biasa disebut gong angkong. perlu dikemukakan, bahwa kenong berpencon tiga itu biasa ditabuh oleh dua orang penabuh. Yang seorang disebut menabuh kenong, kata kerjanya menurut istilah setempat “ngenong”, maksudnya, yang dipukul adalah penconnya. Sedang yang seorang lagi disebut menabuh kenceng, maksudnya yang dipukul adalah bagian pinggir daripada kenong, kata keqanya “ngenceng”.
9. Blenggo Ajeng
Untuk memeriahkan upacara perkawinan, Blenggo Ajeng dilakukan setelah “nyapun”, yaitu menaburi kedua mempelai dengan beras kuning, uang dan bunga-bunga diiringi lagu khusus semacam kidung. Siapa saja yang berminat, dengan mendahulukan yang “kaulan”, dipersilahkan menari. Tariannya umumnya berunsurkan gerakan-gerakan pencak silat tanpa konsep penata tari.
10. Jipeng
Perbedaannya antara lain pada waktu awal pertunjukan. Bilamana Topeng membawakan lagu-Iagu “arang-arangan dan enjot-enjotan dan sebagainya diiringi gamelannya, Jipeng membawakan lagu-Iagu yang menurut istilah setempat disebut lagu-Iagu mars dan was (mungkin berasal dari kata Wals) seperti lagu-Iagu “Kramton, Bataliyon, Was Taktak” dan lain sebagainya, diiringi oleh orkes Tanjidor. Untuk mengiringi tarian yang bentuknya tidak begitu berbeda dari tarian pada pertunjukan topeng kadang-kadang orkes tanjidor diganti dengan kromong tiga pencon, gendang, kecrek, kempul, suling, kempul dan gong buyung. Sering pula terjadi digunakannya orkes tanjidor sebagai pengiring tari dalam pertunjukan Jipeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar